
Dharmasraya, Galanggang.id – Menjelang peringatan 80 tahun Indonesia merdeka, potret miris masih mewarnai kehidupan warga Perumahan Perkampling Timbul, Jorong Sungai Baye, Nagari Sungai Rumbai, Kabupaten Dharmasraya.
Mereka masih harus menempuh jalan tanah untuk beraktivitas sehari-hari, mulai dari menuju sekolah, pusat pemerintahan nagari, hingga ke kecamatan.
Nagari Sungai Rumbai dikenal sebagai wilayah yang cukup maju. Namun, sebagian warganya belum menikmati infrastruktur jalan yang layak maupun akses sinyal internet memadai, terutama saat musim hujan.
Windy Febrianti, warga Perkampling Timbul, menceritakan kesulitan yang dihadapinya setiap hari.
Ia harus menempuh jarak sekitar 3 kilometer dari rumah menuju sekolah anaknya, serta ke pusat pemerintahan nagari dan kecamatan.
“Kesulitan terbesar terjadi saat musim hujan. Jalan menjadi licin, becek, dan berbahaya, apalagi ada turunan curam serta pendakian terjal,” ujarnya, Jumat (15/8/2025).
Windy bahkan pernah mengalami kejadian nahas ketika menghantarkan anaknya ke sekolah untuk ujian.
Ia terjatuh dari motor karena jalan terlalu licin, hingga ban motornya pecah dan harus diganti.
“Kalau hujan deras, anak tidak sekolah meskipun ada mantel, karena jalannya tidak bisa dilalui,” keluhnya.
Tak hanya ke sekolah, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun ia harus keluar cukup jauh, karena di lingkungan tempat tinggalnya tidak ada warung.
Kondisi jalan yang sebagian sudah dikoral dan sisanya masih berupa tanah memperparah tantangan warga.
Windy mengaku pernah menyampaikan keluhan ini kepada pihak pemerintah.
“Dulu katanya mau diaspal, tapi sampai sekarang belum ada realisasi,” tegasnya.
Sebelumnya, ia memilih jalur lewat gardu listrik Sungai Rumbai untuk menghantarkan anak ke sekolah, namun jaraknya jauh.
Kini, warga berharap pemerintah segera memperbaiki akses jalan, sehingga perjalanan ke pusat nagari dan kecamatan menjadi lebih aman, terutama bagi anak-anak sekolah.(Red)