Oleh: Dino Rawan Putra
JARUM jam sudah melewati angka 11 malam. Udara malam mulai berubah di Jalan Lintas Sumatra Kilometer 6, Kabupaten Dharmasraya. Lalu lalang kendaraan mulai sepi. Kesibukan Ranah Cati Nan Tigo kini perlahan melambat. Kedai-kedai kopi sepanjang jalan sudah tertutup rapat. Hanya, di beberapa tempat tidak jauh dari rumah dinas bupati beberapa warung baru memulai aktivitas. Warung yang dipenuhi gemerlap lampu warna-warni. Masyarakat Dharmasraya biasa menyebut tempat itu dengan sebutan “cafe”.
Cafe, tempat yang seperti magnet bagi laki-laki yang ingin melepaskan dahaga syahwat atau sekadar mencari penghiburan melepas lelah. Tempat yang barang tentu juga menyediakan beragam merk minuman beralkohol, perempuan seksi, dan seperangkat sound system karaoke. Salah seorang pekerja cafe freelance, Sania (bukan nama sebenarnya) saat ditemui mengatakan, bahwa ia bertugas sebagai pamandu lagu para pria yang datang, menemani mereka minum minuman keras, dan jika harga cocok. Tak jarang juga harus menemani pelanggan untuk menuntaskan syahwat di hotel atau paling apes kadang cukup di toilet dalam ruangan.

“Kalau untuk harga bervariasi, Bang. Mulai dari lima ratus ribu sampai satu juta rupiah. Tergantung siapa pelanggannya. Apalagi jika pelanggan orang-orang dompeng dan bos minyak, jarang nawar dianya mah, Bang!” ungkap Sania sambil tersenyum, Jumat (31/10). Sania menambahkan, saat menemani pelanggan, dicium kening atau ditepuk bagian pantat merupakan hal yang biasa ia terima dari para pelanggan iseng yang lagi mabuk. Kadang Sania mengaku seringkali mendapat pelanggan laki-laki kasar yang kesadarannya melayang saat mabuk.
Sania tak pernah mau jujur dari mana ia berasal, yang pasti, kelamnya malam bagi orang-orang seperti Sania adalah peluang untuk mencari nafkah penghidupan. Dan di dalam Aplikasi M**chat terdapat banyak sekali akun perempuan menawarkan jasa esek-esek, akun-akun ini berpusat di beberapa hotel dan wisma terdekat. Tak jauh dari tempat Sania bekerja, Di sejumlah sudut yang remang dan temaram di Jalan Baru, tepat di belakang rumah dinas bupati, pasangan muda-mudi memadu kasih, sungguh darah muda yang membara.
Ciuman, pelukan, hingga sentuhan dan remasan di daerah sensitif lawan jenis, berpacu dengan desahan tertahan dan “pembubaran” oleh suara dan lampu sepeda motor atau mobil yang sesekali lewat. Saat jalan kembali sepi, aktivitas birahi memenuhi nafsu purba nan terlarang itu kembali dimulai dari awal. Aktivitas terlarang itu berlangsung penuh sensasi di atas sepeda motor atau di semak tak jauh dari badan jalan demi nafsu dan melawan dinginnya malam yang berembun.Tak heran jika banyak warga yang berkebun di sepanjang Jalan Baru mengaku menemukan helai-helai alat kontrasepsi yang ditinggalkan serampangan di dalam kebun miliknya. Kadang juga menemukan pakaian dalam perempuan yang telah kotor yang dibuang ke dalam kebunnya.
Pemerintah harus tindak tegas warung esek-esek dan penertiban terhadap muda-mudi pacaran tengah malam ujar salah seorang tokoh masyarakat Dharmasraya, Ridwan Syarif. Dia menyampaikan dan sangat menyayangkan banyaknya warung remang-remang atau cafe dan wilayah rawan bagi anak-anak muda berbuat maksiat di wilayah Cati Nan Tigo. Dikhawatirkan hal tersebut bisa menjadi salah satu faktor pen-degradasi moral masyarakat Dharmasraya.
“Maka dari itu, harapan saya kepada Pemerintah Daerah Dharmasraya, tentu untuk dapat menindak tegas warung remang-remang atau cafe-cafe yang beroperasi di Kabupaten Dharmasraya bukan saja karena atas nama moral bangsa, tapi juga sebagai bentuk upaya mencegah kemungkinan penyakit menular yang disebabkan oleh aktivitas seksual yang tidak terawasi yang bersumber dari cafe-cafe tersebut,” tegasnya.
Dia menambahkan, untuk wilayah yang rawan aktivitas pasangan muda-mudi berduaan dalam gelap, agar dilakukan penyisiran rutin oleh pihak berwenang guna meminimalisir hal-hal tidak diinginkan, yang merugikan diri mereka sendiri dan nama baik daerah.
Sementara saat berita ini diturunkan, Kalaksa Polisi Pamong Praja dan Damkar Kabupaten Dharmasraya Agung Sutrisno ketika dihubungi lewat aplikasi pepesanan WhatsApp miliknya belum memberitanggapan terkait maraknya warung remang-remang di Kabupaten Dharmasraya.(*)
