Foto/Dodi Widia Nanda

Penulis : Dodi Widia Nanda

Dharmasraya, Galanggang.id– 5 tahun yang lalu, saya pernah meluncurkan sebuah tulisan dengan tajuk “Potret Pendidikan Dharmasraya hari ini: Kita butuh tindakan afirmatif.” Bagi saya, ini bukan sekadar tulisan. Akan tetapi, ini adalah hasil kontemplasi mendalam atas balada pilu pendidikan di Kabupaten Dharmasraya.

Boleh dikatakan, saat itu, Dharmasraya hanya sekadar mengejawantahkan sistem dan kurikulum pendidikan yang sudah ditelurkan oleh pemerintah pusat. Sangat normatif. Tidak ada terobosan yang menggigit.

Namun, tidak ada angin, tidak ada hujan, keluh kesah satu lustrum lalu tentang potret pendidikan di Dharmasraya, justru dijawab dengan baik dan apik oleh Bupati saat ini. Tepat pada hari Selasa (9/9/2025), Bupati Annisa meresmikan Program Pengembangan Kompetensi Guru Bahasa Inggris (PKGBI) 2025, kerja sama Pemerintah Kabupaten Dharmasraya dengan lembaga internasional Pearson, di Auditorium Dharmasraya.

Untuk informasi, Pearson ini bukan lembaga sembarangan. Ini adalah perusahaan pembelajaran global yang menyediakan layanan dan produk pendidikan, termasuk perangkat lunak, penilaian, dan materi pembelajaran, dengan fokus utama pada teknologi pembelajaran dan penilaian kursus pendidikan. Saya sendiri pernah bekerja temporer di Pearson Australia yang berlokasi di 707 Collins Street, Melbourne VIC 3008.

Bupati Annisa sendiri mengutarakan program PKGBI bukan sekadar pelatihan, melainkan investasi jangka panjang untuk menyiapkan generasi Dharmasraya menghadapi tantangan bonus demografi. Ia menyebut tiga isu strategis pendidikan Dharmasraya, yakni transformasi digital, penguatan literasi dan bahasa asing, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Poin ini yang menarik bagi saya, sebagai akademisi dengan bidang kepakaran Topic in TESOL, program PKGBI ini akan semakin sempurna jika dikombinasikan pelatihan International English Language Testing System (IELTS) bagi para pelajar di Kabupaten Dharmasraya.

IELTS ini adalah “tiket emas” yang membuka pintu kesempatan global, seperti pendidikan di universitas ternama, kesempatan kerja di perusahaan internasional, hingga aplikasi untuk imigrasi di luar negeri. Pengakuan internasional yang luas dari IELTS menjadikannya investasi berharga bagi individu yang ingin meraih aspirasi globalnya, akan tetapi biayanya cukup tinggi.

Oleh karena itu, karena keterbatasan akses dan biaya yang cukup tinggi ini, keberadaan Pemda Dharmasraya akan sangat krusial. Contohnya, bisa dengan membuat Rumah Bahasa Dharmasraya untuk memfasilitasi ini semua. Rumah Bahasa yang dirancang Pemerintah ini bukanlah hal yang baru, Rumah Bahasa NTB adalah salah satu contohnya.

Mereka hadir dengan menyiapkan generasi mudanya untuk mendapatkan sertifikat IELTS ini. Hasilnya positif, sudah banyak produk dari Rumah Bahasa ini yang mendapatkan beasiswa untuk kuliah dan bekerja di luar negeri. Anak daerah yang bekerja di luar negeri dan mengirimkan uang (kiriman uang/remitansi) ke kampung halaman juga dapat membangkitkan perekonomian daerah, karena kiriman uang tersebut digunakan untuk konsumsi, investasi, dan pengembangan usaha di daerah asal, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja. Nah, ini tentu sangat sesuai dengan visi dan misi yang dicanangkan Bupati. Maka, selamat bekerja, Bupati.

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version